Seperti diberitakan di sejumlah media lokal, Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo Utara akan membuat dermaga pariwisata yang akan dibuat di pulau Saronde. Proyek yang akan menelan anggaran senilai Rp4 Miliar itu rencananya akan rampung bulan Agustus nanti.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Nasution Djou, mengatakan, pembangunan dermaga itu sangat dibutuhkan guna menunjang kegiatan kepariwisataan dan aktivitas nelayan tradisional di daerah itu.
Sehingga melalui bantuan anggaran dari Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, dermaga pariwisata ini segera dibangun.
Apalagi kata Nasution, pemanfaatan dermaga ini multi fungsi dan dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lama. Segitiga Pulau Saronde sangat potensial untuk kegiatan pembudidayaan ikan maupun lobster, sehingga dermaga tersebut sangat bermanfaat untuk aktivitas nelayan tradisional khususnya dari Kecamatan Ponelo Kepulauan.
Namun ditengah perencanaan pembangunan dermaga tersebut, Kabupaten paling muda di Gorontalo itu masih memiliki sejumlah program yang lebih pro rakyat yang malah tidak maksimal. Program yang lebih bersentuhan langsung dengan rakyat itu seharusnya lebih didahulukan ditengah tuntutan masyarakat akan tidak jalannya sejumlah program pemerintahan SINAR.
Dibanding hurus mengeluarkan anggaran yang besar untuk pembangunan yang diyakini kurang menghasilkan pendapatan untuk daerah, pemerintah di daerah itu sebaiknya fokus ke program-program yang belum jalan semisalnya gratis seragam sekolah sebagaimana janji politik yang sampai saat ini tidak ada kepastiannya.
Lagi pula saat ini pariwisata di daerah paling utara Gorontalo itu tidak bisa dibanggakan, terlebih jika alasan pembangunan dermaga tersebut untuk kepentingan nelayan, sebaiknya ditunda dulu. Hal ini mengingat para nelayan di sekitar sangat dibatasi untuk masuk ke wilayah kawasan pulau yang saat ini dikelola pihak investor tersebut.
Sebagaimana dilansir dari Gorontalo Post edisi 7 Oktober 2014 lalu, nelayan di sekitar pulau Saronde mengeluhkan pengelolaan pulau yang terkesan ekslusif dan menutup akses mereka untuk beraktivitas disana. Kita seperti orang asing saja di pulau ini, tak ada lagi ruang yang biasa kita lakukan di pulai seperti biasanya,” tandas sejumlah nelayan Ponelo Kepulauan, pulau berpenduduk yang terletak bersebelahan dengan pulau Saronde.
Terlebih jika hanya untuk menunjang aktivitas nelayan, bukankah Gorut sudah memiliki pelabuhan? Lagi pula di pelabuhan ikan yang saat ini sangat strategis karena dapat diakses oleh neyanan di sekitar, karena jarak tempuh yang dekat dibamnding harus ke pulau Saronde yang masih membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam. Dan disana (pelabuhan ikan) sudah ada pasilitas penunjang berupa tempat pelelangan ikan (TPI). Jadi, karena tidak mendesak, ya sebaiknya jangan dulu.