Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo




Besok
, Jumat 24 Juli, sesuai tradisi di Gorontalo, masyarakat di daerah berjuluk Serambi Madinah ini kembali akan menyambut lebaran ketupat.

Lebaran yang sebelumnya hanya digelar oleh masyarakat keturunan Jawa Tondano (Jaton) satu pekan setelah lebaran Idul Fitri di Gorontalo itu, kini mulai dikenal luas dan sudah menjadi tradisi masyarakat Gorontalo pada umumnya.

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Gorontalo, pada waktu pelaksanaan lebaran ketupat, seluruh rumah khususnya yang berada di seputaran Kecamatan Limboto Barat dan sekitarnya menyiapkan sejumlah makanan tradisonal untuk menyambut para tamu.

Sejumlah makanan berupa ketupat, nasi bulu (nasi ketan yang dikukus di dalam bambu) dan makanan berat lainnya sudah disiapkan menjadi menu utama bagi para tamu nantinya.

Hebatnya, tamu yang datang berkunjung bukan saja keluarga dari tuan rumah, akan tetapi seluruh masyarakat dibolehkan singgah dan mencicipi hidangan yang telah disediakan.

Para tamu pun selain bisa makan sepuasnya, mereka yang kebanyakan dari daerah tetangga di Provinsi Gorontalo bebas membawa pulang ketupat dan nasi bulu ke rumah masing-masing.

Lebaran yang dikenal juga dengan Lebaran Sunat ini kini mulai diadakan bukan saja hanya di Kabupaten Gorontalo. Namun, tradisi lebaran ketupat kini mulai diadakan dan digelar hampir seluruh daerah di Provinsi Gorontalo, salah satunya di Tanggidaa Kota Gorontalo.

Seiring berjalan waktu, pereayaan hari ketupat di Kabupaten Gorontalo ini suda dikemas dengan sejumalah acara lainnya. Misalnya karapan sapi serta pacuan kuda yang disugguhkan oleh panitia dan pemerintah setempat dalam mengihibur masyarakat yang hendak merayakan lebaran ketupat di daerah tersebut.

Pada hakekatnya, lebaran ketupat digelar dalam rangka mempererat tali silaturahmi antara keluarga, teman, teman dan rekan kerja yang pada lebaran Idul Fitri belum sempat bertemu dan bermaaf-maafan.


Foto: Tribunnews
Penulis: Syam Indigo