Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar Festival Tumbilotohe atau Malam Pasang Lampu untuk menyemarakkan Bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut akan dipuasatkan di sejumlah titik yakni di Kecamatan Isimu, Telaga, dan Batudaa untuk Kabupaten Gorontalo, kata Rusli Habibie di Gorontalo, Senin.
Kemudian di Kecamatan Tapa untuk Kabupaten Bone Bolango dan untuk Kota Gorontalo dipusatkan di Simpang Lima dan Jembatan Tolumolo. Untuk mendukung suksesnya acara tersebut, Gubernur meminta warga untuk berlomba-lomba memasang lampu dengan desain terbaik dan sesuai tema.
Pemprov juga sudah menyediakan minyak tanah gratis sebanyak 300 kilo liter yang akan dibagikan gratis kepada masyarkat. "Minyak tanah juga kita akan bagikan ke masing-masing kabupaten/kota untuyk menyuksskan perayaan Tumbilotohe," kata Ruslu dikutip media catek lokal, Senin (29/6).
Perayaan Tumbilatohe yang menjadi tradisi tahunan di Gorontalo ini, untuk kali ini akan mengangkat tema Sukseskan Sail Tomini dan Festival Boalemo. Ia meminta setiap lampu botol yang dipasang dapat menampilkan konfigurasi yang menarik untuk mensukseskan kegiatan nasional yang puncak penyelenggaraannya pada September 2015 mendatang.
"Kami memanfaatkan tradisi tumbilotohe ini untuk mengawal Sail Tomini agar wisatawan ke Gorontalo tidak hanya pada September. Tradisi ini akan menambah referensi bagi wisatawan tentang kearifan daerah kita," jelasnya.
Selain Festival Tumbilotohe, Pemprov juga akan menggelar Festival Bedug yang akan mengundang peserta umum dan dari kalangan pelajar.
Sekilas tentang Tumbilotohe
Tumbilotohe berasal dari bahasa Gorontalo, yaitu tumbilo berarti pasang, dan tohe berarti lampu. Tumbilotohe diartikan sebagai acara pasang lampu. Tradisi Tumbilotohe tidak dijumpai di daerah manapun selain di Gorontalo.
Tradisi yang sudah berlangsung sejak abad XV ini, awalnya dimaksudkan untuk memudahkan warga yang ingin memberikan zakat fitrah di malam hari dengan penerangan.
Tumbilotohe adalah tanda bakal berakhirnya bulan suci ramadhan di Gorontalo. Tradisi ini di laksanakan pada 3 malam terakhir menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pemasangan lampu di mulai dari maghrib hingga menjelang subuh.
Saat tradisi tumbilotohe di gelar, wilayah gorontalo jadi terang benderang, nyaris tak ada sudut kota yang gelap. Gemerlap lentera tradisi tumbilo tohe yang digantung pada kerangka – kerangka kayu yang dihiasi dengan janur kuning atau dikenal dengan nama Alikusu menghiasi kota gorontalo.
Di atas kerangka di gantung sejumlah pisang sebagai lambang kesejahteraan dan tebu sebagai lambang keramahan dan kemuliaan hati menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Pada tahun 2007 silam, tradisi tumbilotohe ini masuk Museum Rekor Indonesia (MURI), karena lima juta lampu menyemarakkan tradisi ini dan menghiasai wajah kota gorontalo.