Inilah Alasan Kenapa Baju Baru Tidak Bisa Langsung Dipakai



Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Dr Philip Tierno, beliau ini adalah seorang direktur klinis mikrobiologi dan imunologi dari New York University Langone. Dr Philip mengatakan, bahwa pakaian yang baru dibeli di toko manapun seringkali mengandung bakteri yang bisa menimbulkan penyakit.

Hal ini ia ungkapkan setelah meneliti beberapa pakaian yang dibelinya dari 3 toko berbeda, mulai dari toko yang murah hingga yang mahal.

Di dalam penelitiannya, Dr Philip Tierno menemukan bahwa di dalam pakaian-pakaian baru tersebut mengandung segala macam bakteri. Bakteri yang ditemukan berasal dari kotoran tubuh, ketiak dan alat kelamin. Dan jumlah bakteri yang paling banyak ditemukan terdapat pada pakaian yang telah dicoba oleh banyak pembeli.

"Tubuh kita secara alami mengandung berbagai macam bakteri. Dari sekitar 60.000 kuman, terdapat 1-2 persen atau 600-1.200 bakteri yang bersifat pantogen (bisa menyebabkan penyakit)'" ujar Dr Tierno.

Dr Tierno menambahkan bahwa bakteri yang bersifat patogen lebih mudah menular daripada bakteri lainnya. Salah satu jenisnya adalah Norovirus yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit saluran pencernaan. Bakteri tersebut dapat hidup dipakaian kering selama beberapa hari.

Selain itu juga terdapat Staph MRSA, yaitu jenis bakteri yang dapat hidup pada pakaian katun selama 6 bulan. Bakteri-bakteri tersebut bisa ditularkan melalui kontak langsung ataupun tak langsung dengan kotoran, hidung, ketiak atau disekitar area puting susu.

Untuk penularannya saya kira sobat Portal sudah mulai ada gambaran kan? tentu saja pada saat pakaian itu sering dicoba para calon pembeli dan pada akhirnya dikembalikan lagi ketempatnya.

Cara meminimalisasi kemungkinan tertular bakteri?

"Resiko tubuh menjadi sakit akibat pakaian baru seringkali tidak terlalu diperhatikan, tapi resiko ini bisa  dikurangi dengan mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh wajah, hidung atau mulut setelah mencoba pakaian atau gunakanlah pakaian dalam ketika sedang mencoba pakaian yang lain," ujar Dr Tierno.