Walikota Gorontalo, Marten Taha bersama Presiden Jokowi |
"Si kurus di seberang lautan jelas terlihat, Si gemuk di tanah Gorontalo terabaikan"
Mungkin kalimat di atas cocok dijadikan sebagai pepatah tentang perhatian berlebihan yang sering kita berikan terhadap kinerja Presiden Jokowi, tetapi secara tak sadar kita juga sedang mengabaikan 'lembeknya' kerja Walikota Gorontalo.
Secara membabi buta kita mengkritk berbagai persoalan republik yang tak kunjung reda, namun seperti 'kucing kekenyangan', kita juga 'super loading' mempertanyakan mandeknya pembangunan kota Gorontalo dibawah kepemimpinan Marten Taha & Budi Doku.
Harga beras yang tak kunjung berpihak pada 'kantong' rakyat miskin, beras Raskin tak layak konsumsi, daya beli rakyat yang tak berangsur membaik, UMP sebatas slogan, tata kelolah taman-taman kota yang jauh dari kata rapi, Jalanan kota berlubang sana-sini jadi pemandangan lumrah, pembiaran parkir liar di pusat-pusat belanja, intervensi berlebih Tim Sukses pemenangan Pilwako terhadap pihak Kelurahan, dan seterusnya., dan seterusnya.
Rentetan persoalan yang dihadapi warga kota Gorontalo di atas, luput dari perhatian hanya karena energi kita terkuras habis mengkritisi Jokowi. Padahal, semestinya berbagai persoalan yang melanda kota Gorontalo, tak boleh dijauhkan dari kritik kita kepada pimpinan daerah ini.
Bagaimanapun jeleknya kinerja pemerintahan pusat dibawah kepemimpinan Jokowi, tetapi Walikota yg dipilih oleh rakyat karena diyakini kapabilitasnya, tak boleh kehilangan semangat menyusun strategi dalam memecahkan persoalan yg melanda daerahnya, sebagaimana besarnya semangat pak Wali dalam menabur janji-janji manisnya pada kampanye Pilwako kemarin.