Siapa yang tak kenal dengan keindahan alam Flores? Semua tahu bahwa banyak destinasi wisata yang memukau disana. Pulau di Nusa Tenggara Timur ini memiliki lanskap alam yang mirip dengan beberapa tempat di dunia. Padang savananya mirip daratan Afrika sedangkan sungai dan bebatuannya mirip dengan Taman Nasional di Eropa. Tidak percaya, coba kamu tengok ke Air Terjun Cunca Wulang.
Cunca Wulang terletak di Desa Wersawe, Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sejauh mata memandang hanya ada pegunungan disana. Barangkali, rute terjal dan sempit itu yang menyembunyikan Air Terjun Cunca Wulang terjaga keindahannya.Air Terjun Cunca Wulang.
Cunca Wulang letaknya berada di antara Labuan Bajo dan Ruteng. Medannya cukup menantang untuk yang kurang berpengalaman mengendarai motor. Selain jalannya yang naik turun karena berada di area pegunungan, banyaknya truk-truk besar sempat membuat kami sedikit ngeri.
Traveler yang berangkat dari Labuan Bajo akan dihadapkan pada kondisi jalan di area perkampungan yang rusak parah. Sedangkan rute jalanan yang dilewati tak kalah ekstrim dengan dipenuhi tanjakan, turunan dan tikungan tajam. Jalan rusak ini setidaknya akan kamu temui sepanjang 4 kilometer sebelum samai di gerbang utama masuk ke TKP.
Dari situ kamu masih harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki plus ditemani pemandu. Pemandu ini bertugas sebagai penunjuk arah saat kamu trekking keluar masuk hutan melewati jalan setapak yang medannya cukup menguras tenaga. Jadi pastikan kamu punya stamina yang oke dan juga membawa bekal yang cukup.
Sepanjang jalan traveler akan mendapat banyak pengalaman dari pemandu yang setia berbagi pengalaman sekaligus menjelaskan apa-apa yang ada di sekitar rute trekking. Kamu juga akan melewati perkebunan warga yang menanam vanilla dan cokelat. Setelah berjalan kurang lebih 45 menit barulah kamu tiba di lokasi. Penat selama perjalanan bisa segera diobati dengan bermain air di Cunca Wulang.
Tapi ingat sob, menurut mitos dan kepercayaan warga disana, jangan pernah meletakkan tangan di pinggang ketika terasa capek dan jangan minum ketika sedang berjalan jauh. Menurut warga sekitar juga, untuk berjalan di hutan, lebih nikmat tanpa menggunakan alas kaki. Alasanna sob, kita lebih menyatu dengan alam katanya.
Untuk melihat air terjunnya traveler harus mendaki sedikit lagi selama 10 menit. Umumnya traveler sudah cukup puas berada di lagunanya saja. Menariknya kebanyakan yang datang adalah bule yang hobi melakukan cliff diving dari tebing setinggi 4 meter di sisi laguna. Untuk melihat air terjunnya traveler harus mendaki sedikit lagi selama 10 menit. Umumnya traveler sudah cukup puas berada di lagunanya saja. Menariknya kebanyakan yang datang adalah bule yang hobi melakukan cliff diving dari tebing setinggi 4 meter di sisi laguna.