Pameran Batu Akik Gorontalo Utara |
Salah satunya yang paling ditunggu-tunggu adalah gelaran Pameran Pembangunan yang digelar oleh pemerintah daerah setempat. Tak hanya kalangan eksekutif, terlihat banyak pula masyarakat biasa yang turut mengisi stand pameran.
Mulai dari yang menjajakan kuliner, hingga yang menjajakan batu akik. Namun ada yang ganjil, terlebih pada stand yang menjajakan batu penomenal tersebut. Terlihat di hampir semua stand para pengrajin batu mulia tersebut hanya ditempati para pengrajin batu luar daerah.
Dari pantauan De Portal Gorontalo, hanya ada satu stand yang pengrajinnya berasal dari Gorut, hal itu terlihat dari jenis batu yang dijajakan. "Ini batu lokal, silahkan dilihat-lihat," jelas penjual kepada para pengunjung.
Dan benar saja dari hasil bincang-bincang kami dengan si penjual, ternyata batu mereka berasal dari Pontolo, Desa Molingkapoto, Kecamatan Kwandang, dan memang mereka pengrajin batu akik lokal yang tidak mau kalah dengan pengrajin luar daerah dengan jenis batu mulia terkenal.
Melihat kurangnya stand pengrajin batu akik lokal tersebut, De Portal Gorontalo mencoba bertanya apa penyebab hal tersebut. "Kalau menurut teman-teman, mereka kurang modal, sebab untuk satu stand lengkap dengan pasilitas lampu itu dibanderol Rp1.500.000 selama masa pameran," kata penjual.
Dari hal tersebut, tambahnya, membuat para pengrajin batu akik lokal enggan "unjuk gigi". Pedahal menurutnya kualitas batu lokal tidak kalah dengan batu dari luar daerah. Hannya menurutnya batu lokal terlebih batu yang berasal dari Gorut belum terkenal karena memang penemuannya tidak se penomenal penemuan batu lain.
Sangat disayangkan memang jika dalam gelaran kemeriahan se besar itu harus merelakan para pelaku ekonomi lokal yang bukan hanya sekedar ingin memeriahkan acara tersebut, namun juga ingin memamerkan kelebihan dari daerahnya.