Hari ini, 21 April 2015 adalah hari kelahiran pejuang wanita, Raden Ajeng Kartini. Wanita yang tidak memiliki rasa takut terhadap kedzoliman penjajah. Ia berani menyuarakan persamaan hak dan kewajiban kaumnya mekipun nyawa menjadi taruhannya.
Kini, entah bagaimana perasaan RA Kartini jika beliau tahu bahwa wanita-wanita yang diperjuangkan emansipasinya dulu, mewujud dalam sosok-sosok seperti Miranda Swaray Gultom, Angelina Sondakh, Julia Perez, Dewi Persik atau Nikita Mirzani. Mungkin beliau akan menangis terguguk dan bisa jadi malah akan menyesal telah memperjuangkan tercapainya kesetaraan itu.
Tentu saja bukan sesuatu yang tepat jika hanya menyebut nama-nama ‘kontroversial’ itu sebagai buah perjuangan RA Kartini. Mungkin akan lebih tepat mengingat lagi nama Pratiwi Soedharmono, seorang doktor dan calon astronot pertama Indonesia meskipun akhirnya tak jadi mengorbit, sebagai keberhasilan kesetaraan yang digagas oleh RA Kartini.
Yang paling fenomenal tentunya adalah keberhasilan Megawati Sukarnoputri yang pernah menjadi Presiden Republik Indonesia, padahal tidak banyak negara di dunia yang pernah dipimpin oleh seorang wanita, bahkan belum pernah terjadi di Amerika Serikat yang disebut sebagai negara paling menjunjung tinggi kesetaraan hak. Bahkan dibawah kepemimpinan Megawati partai PDIP berhasil mengangkat pamornya lewat terrpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI untuk masa 2014/2019.
Bagi kita masyarakat awam, tentunya prestasi-prestasi wanita Indonesia bisa dijadikan inspirasi. Begitu juga perilaku buruk para wanita lainnya yang tak hentinya menghiasi keindahan bumi pertiwi, semoga dapat dijadikan pelajaran agar tidak terulang kembali.
Mari luangkan waktu kita sejenak 'tuk berdoa agar jasa-jasa RA. Kartini beroleh rahmat dan hidayah Allah SWT. Aamiin ya Rabbal 'Aalamin.
Oleh: Ferawati Umar