Selain di Toraja, di Negara-Negara Ini Mayat Juga Diawetkan



Pernah mendengar pengawetan dan hal-hal mistik tentang kematian lainnya dari Toraja? Ya, masyarakat suku Toraja memang sudah tidak meyakini ajaran kepercayaan warisan nenek moyang mereka. Namun, beberapa tradisi masyarakat disana masih mempertahankan tradisi peninggalan orang terdahulu mereka tersebut.

Karena bagi masyarakat suku Toraja, kematian adalah inti dan puncak pencapaian kehidupan paling agung menuju keabadian di puya (arasy).

Karena itulah, sebelum menuju nirwana di puya, acara pemakaman jenazah menjadi momentum yang paling sakral dalam perjalanan hidup di muka bumi ini.

Memakamkan mayat misalnya. Dalam hal ini, mayat yang dimakamkan sebagian besar adalah jenazah yang sekian bulan atau bahkan sekian tahun telah dirawat di rumah keluarga, setelah sebelumnya diawetkan menjadi mumi dengan menggunakan ramuan tradisional khas Toraja, fisik jenazah pun tetap utuh seperti sediakala.

Upacara kematian seperti ini, oleh masyarakat suku Toraja disebut rambu solo. Acara kematian ini pun kadang menghabiskan biaya hingga Milyaran rupiah dan juga diartikan sebagai perbedaan derajat bagi keluarga.

Nah Sobat Portal, Ternyata hal yang sama ini juga ada di beberapa negara dunia.

Di artikel ini, kita akan membahas beberapa negara yang mempunyai tradisi atau cara yang berbeda dalam hal mengurus mayat. Di negara-negara ini mayat dijadikan pajangan dengan cara mengawetkan mayat tersebut.

Dan berikut beberapa negara di dunia yang memiliki tradisi unik dilansir dari sejumlah media online:

Morobe - Papua Nugini

Di sebuah tebing di desa dataran tinggi Morobe Papua New Guinea, tampak terlihat deretean mayat yang di awetkan. Namun mayat yang telah diawetkan tersebut sangat berbeda dari mumi biasanya. Daging para mumi itu terlihat merah dan tampak seperti dikurung dalam sebuah penjara bambu mirip seperti sebuah kandang yang menjaga mereka agar tidak lari keluar.



Proses membuat mumi merah ini dilansir Dailymail, diawali dengan proses pembalseman. Mereka mengiris luka di kaki, lutut dan siku mayat agar lemak tubuh dapat mengering dan kemudian menusuk bambu ke dalam usus agar tetes-tetesan darah dapat keluar.

Tetesan darah itu kemudian akan diolesi pada rambut dan kulit dari kerabat orang yang meninggal tersebut. Mereka kemudian menjahit penutup mata, mulut dan anus dari tubuh mayat untuk mengurangi asupan udara dan mencegah daging dari pembusukan.

Setelah itu mayat dibuang ke lubang api untuk diasapi. Setelah diasapi, tubuh mumi dilapisi lagi dengan tanah liat dan lempung merah untuk dijadikan sebagai pelindung alami agar mumi tidak rusak.

Meskipun cara resmi dilarang oleh gereja Katolik setempat, namun di daerah terpencil, praktek seperti ini masih tetap dilansungkan sebagai tanda kehormatan mereka terhadap para pendahulu.

Kuil Dainchi - Jepang

Kuil Dainichi terletak di gunung Yudono dan menyimpan sisa tradisi kuno Sokushinbutsu. Sokushinbutsu merupakan tradisi kuno yang mengawetkan mayat menjadi mumi. Tradisi pengawetan mayat tersebut dilakukan oleh para biarawan pengikut shugendo, sekte kuno agama Buddha yang berkembang di daerah utara Jepang.



Dilansir atlasobscura untuk menjalani tradisi ini, para biarawan awalnya akan melakukan latihan fisik selama 3 tahun, mereka akan diet untuk melenturkan lemak dan cairan tubuh. Kemudian mereka hanya akan memakan kulit pohon, akar pohon dan juga teh yang terbuat dari getah pohon urushi, teh ini juga digunakan untuk membasmi kuman pada mayat.

Setelah melewati tahapan-tahapan tersebut, para biarawan akan mengasingkan diri dalam sarkofagus batu. Untuk memberi tanda bahwa mereka masih hidup para biarawan akan selalu membunyikan bel, saat bel sudah tidak lagi berbunyi itulah tanda bahwa biarawan itu sudah meninggal dan makam tersebut akan segera disegel. Beberapa tahun kemudian, mayat-mayat para biarawan itu selanjutnya dipajang di dalam kuil.

Katakombe Capuchin - Italia

Katakombe Capuchin adalah sebuah gua kuno yang berada tepat di bawah gereja di Palermo, Sicilia, Italia.



Dilansir dari atlasobscura, tempat ini menjadi salah satu tempat wisata yang paling mengerikan sebab di sini disimpan begitu banyak mayat para biarawan sejak tahun 1599.

Mumi-mumi para biarawan dipajang dan dapat dilihat oleh siapa pun di sepanjang lorong dalam katombe.

Museum Medis Siriraj, Thailand

Museum Medis Siriraj adalah sebuah museum medis yang berlokasi di area Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, Thailand. Museum ini terkenal karena memajang sesuatu yang tak biasa, yakni mayat asli yang diawetkan secara kering maupun yang di awetkan di dalam tabung berisi cairan.



Karena hal mengerikan tersebut Museum Medis Siriraj ini juga memiliki nama lain yaitu "museum kematian".

Dilansir atlasobscura, museum Medis Siriraj menampilkan berbagai peraga seputar anatomi, patologi forensik, kelainan fisik dan pengobatan tradisional di Thailand. Hampir semua pajangan di dalam museum itu adalah mayat asli manusia tentunya yang sudah diawetkan.